MAKALAH PENGKAJIAN FISIK PADA LANSIA
Diajukan Untuk Memenuhi Mata
Kuliah Keperawatan Gerontik
Disusun
Oleh :
Ayi Ratna Nurhidayah
Deni AB Mulyana
Ririn Widiastiti
Yeni Alawiyah
Yuniar Putri Anggraeni
STIKes
‘Aisyiyah Bandung
2014
Daftar Isi
Daftar Isi
........................................................................................................................... i
Kata pengantar
............................................................................................................... ii
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah ...................................................................................................... 1
Rumusan Masalah ........................................................................................................ 2
Tujuan ......................................................................................................... 2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Asuhan Keperawatan Lanjut Usia ..................................................................... 3
2.2 Pengertian Pengkajian Fisik ................................................................................. 4
2.3 Prinsip Pengkajian .......................................................................................................... 4
2.4 Keterampilan Pemeriksaan
Fisik ................................................................................ 5
2.5 Aspek
Pengkajian ............................................................................................ 11
2.6 Pengkajian
Dasar ......................................................................................................... 13
2.7 Pengkajian Psikososial Dan Spiritual ..................................................................... 16
2.8 Sistematika Dan Pendekatan Pemeriksaan ................................................................... 23
BAB
III PENUTUP
3.1 Kesimpulan .................................................................................................................. 26
3.2 Saran .................................................................................................................. 27
Daftar Pustaka .................................................................................................................. 28
Lampiran Pertanyaaan Audience
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT,
karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ” Pengkajian Fisik Pada
lansia”. Shalawat dan taslim senantiasa tercurah kepada
junjugan kita Nabi besar Muhammad SAW, keluarga, para sahabat dan pengikutnya
yang senantiasa bertasbih sepanjang masa.
Kami menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak
yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir
kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT
senantiasa meridhai segala usaha saya. Amin.
Bandung, Oktober 2014
Penulis
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Perawat sebagai tenaga kesehatan yang profesional mempunyai kesempatan
paling besar untuk memberikan pelayanan/asuhan keperawatan yang komprehensif
dengan membantu klien memenuhi kebutuhan dasar yang holistik, salah satunya
dalam pemenuhan kebutuhan keselamatan dan keamanan.
Keperawatan
gerontik secara holistik menggabungkan aspek pengetahuan dan ketrampilan dari
berbagai macam disiplin ilmu dalam mempertahankan kondisi kesehatan fisik,
mental, sosial, dan spiritual lansia. Hal ini diupayakan untuk memfasilitasi
lansia ke arah perkembangan kesehatan yang lebih optimum, dengan pendekatan
pada pemulihan kesehatan, memaksimalkan kualitas hidup lansia baik dalam
kondisi sehat, sakit maupun kelemahan serta memberikan rasa aman, nyaman,
terutama dalam menghadapi kematian.
Hal yang
pertama perawat lakukan dalam memberikan asuhan keperawatan pada lansia adalah
pengkajian. Menurut Potter & Perry, (2005), pengkajian keperawatan adalah
proses sistematis dari pengumpulan, verifikasi dan komunikasi data tentang
klien. Proses keperawatan ini mencakup dua langkah yaitu pengumpulan data dari
sumber primer (kliaen) dan sumber skunder (keluarga, tenaga kesehatan), dan
analisis data sebagai dasar untuk diagnosa keperawatan.
Tujuan dari
pengkajian adalah menetapkan dasar data tentang kebutuhan, masalah kesehatan,
pengalaman yang berkaitan, praktik kesehatan, tujuan, nilai dan gaya hidup yang
dilakukan klien. Pengumpulan data harus berhubungan dengan masalah kesehatan
terutama dengan masalah kesehatan utama yang dimiliki pasien, sehingga data
yang didapatkan relevan dengan asuhan keperawatan yang akan dijalankan pada
pasien tersebut. Penggunaan format pengkajian standarisasi dianjurkan, karena
dapat memberikan tanggung gugat minimal dari profesi keperawatan. Penggunaan
format pun memastikan pengkajian pada tingkat yang komprehensif (Potter &
Perry, 2005).
1.2 Rumusan
Masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan asuhan keperawatan pada lansia?
2. Apa
yang dimaksud dengan pengkajian dalam asuhan keperawatan lansia?
3. Apa
saja yang perlu dikaji dalam pengkajian asuhan keperawatan lansia?
4. Bagaimana
teknik pengkajian pasien lansia?
1.3
Tujuan
Untuk
mengetahui asuhan keperawatan pada lansia, agar memahami pengkajian dalam
asuhan keperawatan lansia, untuk mengetahui apa saja yang perlu dikaji dalam
asuhan keperawatan lansia, dan mengaplikasikan teknik hasil pengkajian dalam
asuhan keperawatan
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Asuhan Keperawatan Lanjut
Usia
2.1.1 Pengertian Asuhan Keperawatan
Lanjut Usia
Asuhan
keperawatan (DPP PPNI, 1999):
Suatu proses atau rangkaian kegiatan pada
praktek keperawatan yang langsung diberikan kepada klien pada berbagai tatanan
pelayanan kesehatan, dalam upaya pemenuhan KDM, dengan menggunakan metodologi proses
keperawatan, berpedoman pada standar keperawatan, dilandasi etik
dan etika keperawatan, dalam lingkup wewenang serta tanggung jawab
keperawatan.
2.1.2 Tujuan Asuhan Keperawatan Lanjut Usia
1.
Mempertahankan kesehatan serta kemampuan.
2.
Mempertahankan, membesarkan daya hidup atau semangat hidup (life
support)
3.
Petugas kesehatan dapat mengenal dan menegakkan diagnosa yang tepat
4.
Mempertahankan/memelihara kemandirian secara maksimal
2.1.3 Fokus
Keperawatan Lanjut Usia
1.
Peningkatankesehatan(healthpromotion)
2.
Pencegahanpenyakit(preventif)
3.
Mengoptimalkanfungsimental
4.
Mengatasigangguankesehatanyang umum
2.1.4 Pendekatan Perawatan Lanjut Usia
1. Komponen
pendekatan fisik
Pernafasan,
nutrisi,eliminasi, tidur, menjaga sikap tubuh waktu berjalan , tidur, menjaga
sikap, duduk, merubah posisi tiduran , beristirahat, personal hygiene, memakai
dan menukar pakaian, mempertahankan suhu badan, melindungi kulit dan kecelakaan
2. Pendekatan
psikis memegang prinsip " Triple S", yaitu sabar, simpatik dan
service.
3. Pendekatan
social diskusi, tukarpikiran,danbercerita
4.
Pendekatan spiritual ketenagan dan
kepuasan batin dalam hubungannya denganTuhan atau agama yang dianutnya dalam
keadaan sakit atau mendeteksi kematian.
2.2 Pengertian Pengkajian Fisik
Pengkajian
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawatan profesionalharus
menggunakan proses keperawatan. Proses keperawatan ini adalah proses pemecahan
masalah yang mengarahkan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan.
Pengkajian adalah langkah pertama pada proses keperawatan, meliputi pengumpilan
data, analisis data, dan menghasilkan diagnosis kperawatan. Tujuan pengkajian
yaitu
1.
Menentukan kemampuan klien untuk
memelihara diri sendiri
2.
Melengkapin dasar rencana perawatan
individu
3.
Membantu menghindarkan bentuk dan
penandaan klien
4.
Memberi waktu kepada klien untuk
menjawab
2.3 Prinsip
Pengkajian
1.
Menentukan kemampuan klien untuk memelihara diri sendiri
2.
Melengkapi dasar-dasar rencana perawatan individu
3.
Membantu menghindarkan bentuk dan pandanganklien
4.
Memberi waktu kepada klien untuk menjawab.
2.4 Keterampilan Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Saat
klien memasuki ruangan, perhatian penampilan umum, postur, dan cara berjalan.
Saat menjabat tangan perhatikan genggaman, mobilitas, kontak mata, bicara, pola
pernapasan, warna kulit, dan pakaian. Observasi cepat dan hati-hati menunjukan
integritas sistem neurologis dan muskuloskeletal, sistem mental dan emosional,
serta minat dan kemampuan untuk perawatan mandiri.
Inspeksi
berlanjut melalui wawancara dan pengkajian fisik dengan berpedoman pada hal-hal
berikut ini.
1. Penerangan
dan pemajanan adekuat untuk ispeksi warna, ukuran, tekstur, dan mobilitas.
2. Penerangan
tangensial untuk kontur dan variasi pada permukaan tubuh.
3. Bagian
tubuh yang diperiksa, perhatikan simetri pada tubuh sebaliknya.
4. Observasi
secara cermat, perhatian yang detail, dan catat hasil temuan.
5. Perhatikan
klien dalam mengikuti instruksi dan melakukan maneuver untuk memperoleh data
kemampuan fungsional.
Deteksi
terhadap bau adalah bagian dari inspeksi. Bau badan tidak sedap dapat terjadi
akibat higiene yang buruk dan penyakit.
Bau
parfum yang kuat menandakan terbatasnya indera penciuman. Perawat waspada
terhadap bahaya keamanan jika klien tidak dapat mendeteksi gas/rokok.
Tabel 3.1 Pengkajian umum pada
inspeksi.
Langkah
|
Temuan Norma/Variasi
Individu/Penyimpangan
|
Inspeksi klien dan cara klien
menyesuaikan lingkungan saat masuk ruangan.
|
Manuver dengan aman dan bertujuan dalam
lingkungan.
Penyimapngan
:
Berjalan tanpa tujuan, ragu, mundur,
postur, dan gerakan agresif.
|
Perkenalan diri dan jabat tangan.
|
Klien membuat kontak mata, ekspresi
wajah sesuai dengan percakapan, memperkenalkan diri, dan menjulurkan tangan.
Penyimpangan
:
Tidak membuat kontak mata, menarik diri
dari berjabat tangan, tidak menyambut pemeriksaan dengan ekspresi wajah
bicara, atau menjabat tangan.
|
Posisi diri pada setinggi mata dengan
klien dan jelaskan tujuan pertemuan.
|
Klien mendengarkan dengan perhatian dan
menerima komunikasi dengan anggukan, komentar pendek, anjukan pernyataan
klarifikasi.
Penyimpangan
:
Ekspresi wajah ansietas, nyeri, apatis,
bermusuhan, takut, mudah terlihat perhatiannya.
|
Observasi kulit (terutama wajah),
rambut, kecepatan dan kebebasan gerakan tubuh untuk mendapatkan petunjuk
terhadap perkiraan penampilan usia.
|
Keriput, berkerut, dan garis kerut dahi,
rambut keabu-abuan, kering, rambut rapuh,. Penurunan kecepatan dan
koordinasi, penggunaan alat bantu ambulasi, langkah kaku dan kecil dengan
postur terhenti.
Penyimpangan
:
Garis nyala keriput, tidak ada rambut
kulit kepala atau tubuh, penipisan rambut berlebihan, hirsutisme, kaki
diseret timpang, tremor, kontraktur, gerakan asimetris, postur kaku.
|
Inspeksi perkembangan tubuh.
|
Berat badan dan tinggi badan normal
untuk usia, ukuran dan bentuk tubuh simetris. Sedikit deformitas sudut siku,
pergelangan tangan, jari tangan, leher, otot dan tendon lebih menonjol.
Redistribusi lemak dari ekstermitas ke tubuh.
Penyimpangan
:
Tinggi atau pendek berlebihan, ukuran
atau bentuk tubuh asimetris, penggunaan otot berlebihan, penurunan otot,
kegemukan atau penampilan kaheksia.
|
Perhatikan cara berdandan atau hygiene.
|
Rambut bersih, tersisir, kuku bersih,
pendek, mungkin dangkal, dan rapuh. Pakaian bersih dan tepat, tidak bau.
Penyimpangan
:
Rambut tidak disisir dan kotor, kuku
kotor dan kasar, pakaian kotor, tidak rapid an tidak tepat, kacau dalam
kombinasi, bau badan tidak sedap, napas bau busuk, bau seperti ammonia.
|
Observasi ekspresi wajah.
|
Ada kontak mata, tersenyum, menunjukan
penuh pikiran. Ekspresi relatif tepat terhadap percakapan.
Gambar wajah simetris.
Penyimpangan
:
Tidak ada kontak mata, wajah kurang
gerak, kaku, lingkaran gelap di sekitar mata, menyembunyikan mulut di
belakang tangan bila bicara dan tersenyum (tegang, takut) merintih (nyeri),
pucat, berkeringat, atau menangis, gambaran asimetris sebagai bukti
paralisis, kontraktur, atrofi, otot, dan lurus.
|
Perhatikan bicara :
a.
Pemahaman
|
Engikuti instruksi sederhana, menjawab
pertanyaan.
Penyimpangan
:
Kesulitan berespon terhadap pertanyaan
dan instruksi, pemakaian kata terlalu banyak dan kecendrungan terhadap ide,
mengelak berulang kali.
|
b.
Artikulasi
|
Mengucapkan dengan jelas. Langkah sedang
menyeluruh dengan variasi topic yang tepat.
Penyimpangan
:
Kesulita artikulasi bunyi bicara khusus,
pengiriman cetusan cepat, ragu, gagap, pengulangan, atau lambat, bicara
monoton.
|
Perhatian status mental :
a.
Orientasi
|
Berorientasi terhadap orang tempat, dan
waktu.
Penyimpangan
:
Tidak mampu memberikan data biografi
akurat (nama, alamat, tanggal lahir), tidak mampu mengidentifikasi tahun
musi, tanggal.
(catatan : bila tidak mampu mengingat
tanggal, tentukan petunjuk yang secara normal ada apa pada lingkungan klien
untuk orientasi).
|
b.
Perhatian dan Konsentrasi
|
Menyebutkan riwayat dengan jelas, logis
dan menjawab pertanyaan dengan langsung tanpa penyimpangan dari subjek.
(catatan : peningkatan normal).
Penyimpangan
:
Penurunan/perlambatan berpikir
(depresi), menyimpang dari subjek, respon tidak relevan, terfragmentasi,
inkoheren, proses pikir tidak logis (delirium) penurunan perhatian
(kelelahan, ansietas, berhubungan dengan obat),
|
c.
Penilaian
|
Respon menunjukan kemampuan mengatur
diri, interpersonal, dan aspek social dari hidup selama wawancara.
Penyimpangan
:
Tidak mampu mengevaluasi situasi dan
menentukan reaksi yang tepat.
|
d.
Memori
|
Jauh : pengingatan akurat tentang
riwayat medis lalu.
(catatan
: pewawancara harus mempunyai akses untuk jawaban yang benar dari
sumber lain).
Penyimpangan
:
Terbaru : pengingatan akurat dari
peringatan setelah beberapa menit sampai beberapa jam, ragu-ragu.
Penyimpangan
:
Tidak mampu mengingat data dan kejadiaan.
|
e.
Isi dan proses piker
|
Rasional, logis, pikiran realistis,
menyebutkan riwayat dengan jelas, berurutan, dan logis.
Penyimpangan
:
Isi delusi, kehilangan asosiasi,
inkoheren, tidak logis, ide yang meloncat-loncat (flight of ideas).
|
f.
Alam perasaan dan afek
|
Stabil dan alam perasaan terus-menerus
selama wawancara, ansietas ringan. Fluktuasi tepat dari afek sesuai dengan
subjek yang didiskusikan.
Penyimpangan
:
Alam perasaan labil, gelisah, takut,
tumpul, datar, atau afek tidak tepat.
|
Palpasi
Melalui
sentuhan karakteristik tekstur tubuh, suhu, ukuran ketajaman, dan gerakan
dibedakan dengan bagian tangan dan jari yang berbeda. Ujung jari paling
sensitive untuk menyentuh, dengan sensitivitas yang ditingkatkan menggunakan
gerakan sedikit memutar. Telapak tangan dan permukaan dorsal digunakan untuk
membedakan vibrasi dan memperkirakan suhu.
Tangan yang hangat dan kuku jari
yang pendek penting untuk kenyamanaan klien. Posisi klien relaks, palpasi yang
lembut dan tenang. Area yang diketahui nyeri tekan sebaiknya dipalpasi
terakhir.
Karena sensitivitas terhadap
sentuhan dapat dangkal pada tekanan kontinu dan berat jari tangan, perawat
harus menggunakan sedikit palpasi pada awalnya. Palpasi dalam untuk memeriksa
isi abdomen, tekanan yang berlebilhan akan menurunkan sensitivitas. Tekanan
diberikan dengan ujung jari saat susunan jari pertama melakukan palpasi.
Teknik bimanual dengan kedua tangan
untuk menekan organmasa antara ujung jari untuk mengkaji ukuran dan ketajaman. Ballottement adalah teknik palpasi yang
digunakan untuk mengevalusi konsistensi organ atau tegangan cairan dengan
gerakan ujung jari yang kuat mengetuk. Tekanan digunakan dengan ujung jari,
sementara ujung jari pendeteksi mengkaji kekuatan.
1. Variasi
palpasi yang sepesifik adalah sebagai tajam/tumpul, ringan/dalam, panas/dingin,
dan nyeri tekan
2. Penurunan
penglihatan, pendengaran, dan sentuhan memerlukan instruksi yang jelas serta
dekat untuk pemahaman adekuat.
3. Penurunan
massa otot, tonus, kekuatan, daya tahan, kegesitan, klarifikasi kartilago dan
ligament. Penurunan massa tulang dapat menimbulkan nyeri dan melelahkan saat
palpasi.
4. Pengkajian
turgor pda abdomen didapatkan penurunan elastisitas kulit dan peningkatan
keriput.
5. Penebalan
dinding arteri dan penurunan elastisitas mengakibatkan penurunan nadi pada
palpasi.
Perkusi
Digunakan untuk
mengkaji ukuran, posisi dan densitas struktur dasar. Perkusi terdiri atas
ketukan tajam yang menghasilkan vibrasi dan gelombang bunyi lanjut. Gelombang
bunyi terdengar seperti nada perkusi, perkusi mengkaji adanya udara, cairan
serta materi padat dan struktur dasar.
Metode perkusi langsung yaitu menyentuh
permukaan tubuh secara langsung dengan satu/dua jari secara terpisah. Metode
perkusi langsung sering digunakan dan paling umum. Teknik ini dilakukan dengan
menempatkan falang distal dari jari tengah (pleksimeter) tangan nondominan
mendatar terhadap area yang deperkusi. Pukulan perkusi dengan ujung jari tangan
dominan. Target pukulan adalah persendian antara falangeal dari jari
pleksimeter, atau area distal pada persendian tersebut. Pikulan dihantarkan
dengan gerakan dari pergelangan tangan. Pukulan harus tajam dan cepat, tarik
kembali pergelangan dengan cepat. Kuku jari harus pendek.
Bunyi
yang dihasilkan oleh perkusi diklarifikasikan menurut sipat akustik dan nada
yang dihasilkan, dari yang paling keras sampai yang paling lembut. Karena sensasi
taktil tumpul pada lansia, palpasi dalam penting untuk mendapatkan respon pada
waktu mengkaji sensasi.
Table
3.2 Bunyi dan sipat perkusi
Bunyi
perkusi
|
Intentitas atau
kualitas
|
Tinggi nada
|
Contoh
lokasi
|
Variasi
Berhubungan
Dengan usia
|
Timpani
Hiperesonan
Resona
Pekak
Datar
|
Keras, seperti
darm.
Keras, booming
Keras, gaung.
Sedang, seperti
gedebuk.
Lembut pekak.
|
Kualitas
musik tinggi.
Sangat rendah.
Rendah.
Tinggi.
Tinggi.
|
Gelembung
udara gaster,
usus.
Emfisiema paru.
Paru normal.
Hepar.
Paha.
|
Bunyi
Bervariasi tergantung
isi usus (pekak sampai datar).
Hiperesonan pada klien
yang sangat kurus, lansia.
|
Auskultasi
Auskultasi
merupakan proses mendengarkan suara yang dihasilkan oleh organ dan jaringan
tubuh. Teknik ini digunakan untuk mengkaji jantun,g paru, leher, dan abdomen.
Bunyi dikarakteristikan menurut
tinggi nada, intensitas, kualitas, dan durasi. Tinggi nada adalah ukuran
gelombang per detik, makin banyak gelombang maka akan menghasilkan frekuensi dan
tinggi nada lebih tinggi.intentitas adalah ukuran amplitudo gelombang bunyi
yang dihasilkan dan direntang dari bunyi (bunyi keras) sampai rendah (bunyi
lembut). Kualitas adalah sifat bunyi yang ditentukan oleh nadanya, yang
membedakan bunyi tertentu dari bunyi lainnya yang memiliki tinggi nada dan
intentitas yang sama. Durasi adalah ukuran panjang waktu suatu bunyi berakhir.
Auskultasi membutuhkan lingkaran
yang tenang dan konsentrasi untuk mengidentifikasi bunyi akurat serta
karakteristik.
2.5 Aspek Pengkajian Meliputi
1.
Fisik
a.
Wawancara:
·
Pandangan lanjut usia tentang
kesehatannya
·
Kegiatan yang mampu dilakukan lanjut
usia
·
Kebiasaan lanjut usia merawat diri
sendiri
·
Kekuatan fisik lanjut usia: otot,
sendi, penglihatan, dan pendengaran
·
Kebiasaan makan, minum, istirahat
atau tidur, BAB, atau BAK
·
Kebiasaan berat badan atau olahraga
atau senam lanjut usia
·
Perubahan fungsi tubuh yang sangat
bermakna dirasakan
·
Kebiasaan lanjut usia dalam
memelihara kesehatan dan kebiasaan dalam minum obat
·
Masalah seksual yang dirasakan
b.
Pemeriksaan Fisik
·
Pemeriksaan dilakukan dengan cara
inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi untuk mengetahui perubahan fungsi
sistem tubuh
·
Pendekatan yang digunakan dalam
pemeriksaan fisik adalah head to toe (dari ujung kepala sampai ujung kaki) dan
sistem tubuh
2.
Psikologis
a.
Apakah mengenal masalah utamanya
b.
Bagaimana sikapnya terhadap proses
penuaan
c.
Apakah dirinya merasa di butuhkan
atau tidak
d.
Apakah memandang kehidupan dengan
optimis
e.
Bagai mana mengatasi stres yang di
alami
f.
Apakah mudah dalam menyesuaikan diri
g.
Apakah lanjut usia sering mengalami
kegagalan
h.
Apakah harapan pada saat ini dan
akan datang
i.
Perlu di kaji juga mengenai fungsi
kognitif, daya ingat, proses fikir, alam perasaan, orientasi dan kemampuan
dalam penyelesaian masalah
3.
Sosial ekonomi
a.
Sumber keuangan lanjut usia
b.
Apa saja kesibukan lanjut usia dalam
mengisi waktu luang
c.
Dengan siapa ia tinggal
d.
Kegiatan organisasi apa yang di
ikuti lanjut usia
e.
Bagaimana pandangan lanjut usia
terhadap lingkungannya
f.
Berapa sering lanjut usia berhubungan
dengan orang lain di luar rumah
g.
Siapa saja yang bisa mengunjungi
h.
Seberapa besar ketergantungannya
i.
Apakah dapat menyalurkan hobi atau keinginannya dengan fasilitas yang ada.
4.
Spiritual
a.
Apakah secara teratur melakukan
ibadah sesuai dengan keyakinan agamanya
b.
Apakah secara teratur mengikuti atau
terlibat aktif dalam kegiatan keagamaan
c.
Bagaimana cara lanjut usia
menyelesaikan masalah apakah dengan berdoa
d.
Apakah lanjut usia terlihat sabar
atau tawakal
2.6 Pengkajian Dasar
Perawat harus ingat, akibat adanya perubahan fungsi yang sangat
mendasar pada proses menua yang meliputi seluruh organ tubuh, dalam melakukan
pengkajian, perawat melakukan pertimbangan khusus. pengkajian harus di lakukan
terhadap fungsi semua sistem, status gizi, dan aspek psikososialnya.
1.
Temperatur/suhu tubuh
a.
Mungkin (hipotermia) ± 35̊®C
b.
Lebih teliti di periksa di
sublingual
2.
Denyut nadi
a.
Kecepatan, irama, volume.
b.
Apikal, radial, pedal
3.
Respirasi ( pernapasan)
a.
Kecepatan, irama, dan kedalaman
b.
Pernafasan tidak teratur
4.
Tekanan darah
a.
Saat berbaring, duduk, berdiri
b.
Hipotensi akibat posisi tubuh
5.
Berat badan perlahan hilangpada
beberapa tahun terakhir
6.
Tingkat orientasi
7.
Memori ( ingatan )
8.
Pola tidur
9.
Penyesuaian psikososial
Sistem
persyarafan
1.
Kesimetrisan raut wajah
2.
Tingkat kesadaran, adanya perubahan
dari otak
a.
Tidak semua orang senil
b.
Kebanyakan mempunyai daya ingatan
menurun atau melemah
3.
Mata : pergerakan, kejelasan
melihat, adanya katarak
4.
Pupil : kesamaan, dilatasi
5.
Ketajaman penglihatan menurun karena
menua:
a.
Jangan di uji di depan jendela
b.
Gunakan gambar atau tangan
c.
Cek kondisi kacamata
6.
Gangguan sensori
7.
Ketajaman pendengaran
a.
Apakah menggunakan alat bantu dengar
b.
Tinitus
c.
Serumen telinga bagian luar jangan
di bersihkan
8.
Adanya rasa sakit atau nyeri
Sistem
kardiovaskular
1.
Sirkulari perifer warna, dan
kehangatan
2.
Auskultasi denytut nadi apikal
3.
Periksa adanya pembengkakan vena
jugularis
4.
Pusing
5.
Sakit/nyeri
6.
Edema
Sistem
Gatrointestinal
1.
Status Gizi
2.
Asupan Diet
3.
Anoreksia, tidak dapat
mencerna,mual, muntah
4.
Status Gizi
5.
Asupan Diet
6.
Anoreksia, Keadaan gigi, rahang, dan
rongga mulut
7.
Auskultasi bising usus
8.
Palpasi, apakah perut kembung, ada
pelebaran kolon
9.
Apakah ada konstipasi (sembelit),
diare, inkontinensia alvi
Sistem
Genitourinaria
1.
Urine (warna dan bau)
2.
Distensi kandung kemih,
inkontinensia (tidak dapat menahan untuk buang air kecil)
3.
Frekuensi, tekanan, atau desakan
4.
Pemasukan dan pengeluaran cairan
5.
Disuria
Sistem
Reproduksi
Seksualitas
a.
Kurang minat melakukan seks
b.
Adanya disfungsi seksual
c.
Gangguan ereksi
d.
Dorongan/daya seks menurun
e.
Hilangnya kekuatan dai gairah
seksualitas
f.
Adanya kecacatan sosial yang
mengarah ke aktivitas seksual
Sistem
Integument
1.
Kulit
a.
Temperatur, tingkat kelembaban
b.
Keutuhan kulit: luka, luka terbuka,
robekan
c.
Turgor (kekenyalan kulit)
d.
Perubahan pigmen
2.
Adanya jaringan parut
3.
Keadaan kuku
4.
Keadaan rambut
5.
Adanya gangguan umum
Sistem
Muskuloskeletal
1.
Kontraktur
a.
Atrofi otot
b.
Tendon mengecil
c.
Ketidakadekuatangerakan sendi
2.
Tingkat mobilisasi
a.
Aambulasi dengan atau tanpa bantuan
peralatan
b.
Keterbatasan gerak
c.
Kekuatan otot
d.
Kemampuan melangkah atau berjalan
3.
Gerakan sendi
4.
Paralisis
5.
Kifosis
Psikososial
1.
Menunjukkan tanda meningkatnya
ketergantungan
2.
Fokus pada diri bertambah
3.
Memperlihatkan semakin sempitnya
perhatian
4.
Membutuhkan bukti nyata rasa kasih
sayang yang berlebihan
2.8 Pengkajian Psikososial Dan Spiritual
2.7.1 Psikososial
Klien
mampu berkomunikasi dengan semua orang yang tinggal serumah dengan klien
Klien
merasa puas dengan sosialisasi yang dilakukannya
Klien mempunyai sikap yang terbuka dan ramah terhadap orang lain, klien
menerima mahasiswa keperawatan dengan tersenyum dan sapaan hangat
2.7.2 Emosional
Pertanyaan Tahap 1
Apakah klien mengalami
sukar tidur? tidak
Apakah klien sering merasa
gelisah? tidak
Apakah klien sering merasa
murung atau menangis sendiri? tidak
Apakah klien sering
was-was atau kuatir? tidak
lanjutkan ke pertanyaan tahap 2 jika lebih dari/sama dengan 1 jawaban “Ya“
Pertanyaan
Tahap 2
Keluhan lebih dari 3 bulan atau lebih dari 1
kali dalam 1 bulan? Tidak
Ada masalah atau banyak pikiran? Tidak
Ada gangguan/masalah dengan keluarga lain?
Tidak
Menggunakan obat tidur/penenang atas anjuran
dokter? Tidak
Cenderung mengurung diri? Tidak
Bila lebih dari
atau sama dengan 1 jawaban ”Ya”: masalah emosional positif (+)
Interpretasi Hasil:
Klien tidak mengalami
gangguan emosional.
2.7.3 Spiritual
Klien beragama Islam
Kegiatan keagamaan yang dilakukan klien yaitu solat dan mengaji
Klien
mengatakan dahulu sebelum sakitnya bertambah parah, klien biasa melakukan
ibadah di mesjid ataupun mengikuti pengajian, namun semenjak sakit bertambah
parah klien menjadi jarang keluar rumah dan mengikuti kegiatan-kegiatan di
lingkungan sekitar rumah.
2.7.4 Pengkajian
Fungsional
Barthel Indeks
No
|
Kriteria
|
Dengan
Bantuan
|
Mandiri
|
Keterangan
|
1
|
Makan
|
|
10
|
Frekuensi : 3 kali/hari
Jumlah:
1 porsi/1 kali makan
Jenis : nasi,
lauk pauk, sayur
|
2
|
Minum
|
|
10
|
Frekuensi : 6-8 gelas/hari
Jumlah : 1500 cc
Jenis : air
putih, teh tawar
|
3
|
Berpindah dari kursi roda ke tempat tidur, sebaliknya
|
|
10
|
|
4
|
Personal toilet (cuci muka, menyisir rambut, gosok gigi)
|
|
10
|
Frekuensi : setiap hari
|
5
|
Keluar masuk toilet (membuka pakaian, menyeka tubuh, menyiram)
|
|
10
|
|
6
|
Mandi
|
|
10
|
Frekuensi : 1 – 2 kali/hari
|
7
|
Jalan di permukaan datar
|
|
5
|
|
8
|
Naik turun tangga
|
|
10
|
|
9
|
Mengenakan pakaian
|
|
10
|
|
10
|
Kontrol bowel (BAB)
|
|
10
|
Frekuensi:1 kali/hari
Konsistensi:
normal (lembek)
|
11
|
Kontrol bladder (BAK)
|
|
10
|
Frekuensi: 8-10 kali/hari
Warna: normal
(kuning)
|
12
|
Olah raga/Latihan
|
5
|
|
Frekuensi: -
Jenis: -
|
13
|
Rekreasi/pemanfaatan waktu luang
|
|
10
|
Kadang-kadang
Jenis: jalan-jalan
|
Total
|
120
|
|
Interpretasi Hasil : 120 = Ketergantungan sebagian
Keterangan :
130 :
Mandiri
60-125 : Ketergantungan sebagian
55 :
Ketergantungan total
2.7.5 Pengkajian Status Mental Gerontik
SPSMQ (Short Portable Mental Status Questioner )
BENAR
|
SALAH
|
NO
|
PERTANYAAN
|
Ö
|
|
01
|
Tanggal berapa hari ini?
|
Ö
|
|
02
|
Hari apa sekarang ini?
|
Ö
|
|
03
|
Apa nama tempat ini?
|
Ö
|
|
04
|
Dimana alamat anda?
|
Ö
|
|
05
|
Berapa umur anda?
|
Ö
|
|
06
|
Kapan anda lahir? (minimal tahun lahir)
|
Ö
|
|
07
|
Siapa presiden Indonesia sekarang?
|
|
Ö
|
08
|
Siapa presiden Indonesia sebelumnya?
|
Ö
|
|
09
|
Siapa nama ibu anda?
|
Ö
|
|
10
|
Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3 dari setiap
angka baru, semua secara menurun
|
9
|
1
|
|
Interpretasi hasil : Salah 1 = fungsi
intelektual utuh
MMSE (Mini
Mental Status Exam)
NO
|
ASPEK KOGNITIF
|
NILAI MAKS.
|
NILAI KLIEN
|
KRITERIA
|
1
|
Orientasi
|
5
|
5
|
Menyebutkan
dengan benar:
Tahun (
Ö )
Musim (
Ö )
Tanggal
( Ö )
Hari (
Ö )
Bulan (
Ö )
|
Orientasi
|
5
|
5
|
Dimana kita
sekarang berada?
Negara Indonesia ( Ö )
Propinsi Jawa Barat (
Ö )
Kota Bandung ( Ö )
Kel. Balonggede
( Ö )
RW 03 / RT 01
( Ö )
|
|
2
|
Registrasi
|
3
|
3
|
Sebutkan nama
3 obyek (oleh pemeriksa) 1 detik untuk mengatakan masing-masing obyek.
Kemudian tanyakan kepada klien ketiga obyek tadi (untuk disebutkan)
Meja ( Ö )
Kursi (Ö )
Buku ( Ö )
|
3
|
Perhatian dan kalkulasi
|
5
|
5
|
Minta klien
untuk memulai dari angka 100 kemudian dikurangi 7 sampai 5 kali/tingkat
93 ( Ö )
86
( Ö )
79
( Ö )
72
( Ö )
65
( Ö )
|
4
|
Mengingat
|
3
|
3
|
Minta klien
untuk mengulangi ketiga obyek pada no.2 (registrasi) tadi. Bila benar, 1
point untuk masing-masing obyek.
·
Meja ( Ö )
·
Kursi ( Ö )
·
Buku ( Ö )
|
5
|
Bahasa
|
9
|
9
|
Tunjukkan
pada klien suatu benda dan tanyakan namanya pada klien
Buku ( Ö )
Bolpen ( Ö )
Minta klien
untuk mengulang kata berikut: ”tak ada jika, dan, atau, tetapi”. Bila benar,
nilai 1 point.
·
tak ada, jika, atau, tetapi (
Ö )
Minta klien untuk
mengikuti perintah berikut yang terdiri dari 3 langkah:
”ambil kertas
di tangan anda, lipat dua dan taruh di lantai”
Ambil kertas di
tangan anda (Ö )
Lipat (Ö )
Taruh di lantai (Ö )
Perintahkan
pada klien untuk hal berikut (bila aktivitas sesuai perintah nilai 1 point)
”tutup mata anda”
( Ö )
Perintahkan
pada klien untuk menulis satu kalimat atau menyalin gambar
Tulis satu kalimat
( Ö )
Menyalin gambar
( Ö )
|
TOTAL NILAI
|
30
|
30
|
|
Interpretasi hasil: 30 = Aspek kognitif
dari fungsi mental baik
Keterangan:
> 23 :
aspek kognitif dari fungsi mental baik
18-22 :
kerusakan aspek fungsi mental ringan
17 :
terdapat kerusakan aspek fungsi mental berat
2.7.6 Pengkajian Keseimbangan
KRITERIA
|
NILAI
|
a.
Perubahan posisi atau gerakan keseimbangan
|
|
bangun dari tempat duduk (dimasukkan analisis) dengan mata terbuka
Þ
tidak bangun dari tempat tidur dengan sekali gerakan, akan tetapi usila
mendorong tubuhnya ke atas dengan tangan atau bergerak ke bagian depan kursi
terlebih dahulu, tidak stabil pada saat berdiri pertama kali
|
0
|
duduk ke kursi (dimasukkan analisis) dengan mata terbuka
Þ menjatuhkan diri ke kursi, tidak duduk di tengah
kursi
|
0
|
bangun dari tempat duduk (dimasukkan analisis) dengan mata tertutup
Þ tidak bangun dari tempat tidur dengan sekali gerakan, akan tetapi usila mendorong tubuhnya ke atas dengan tangan
atau bergerak ke bagian depan kursi terlebih dahulu, tidak stabil pada saat
berdiri pertama kali
|
1
|
duduk ke kursi (dimasukkan analisis) dengan mata tertutup
Þ menjatuhkan diri ke kursi, tidak duduk di tengah
kursi
Ket: kursi harus yang keras tanpa lengan
|
1
|
menahan dorongan pada sternum (3 kali) dengan mata terbuka
Þ menggerakkan kaki, memegang objek untuk dukungan,
kaki tidak menyentuh sisi-sisinya
|
0
|
menahan dorongan pada sternum (3 kali) dengan mata tertutup
Þ klien menggerakkan kaki, memegang objek untuk
dukungan, kaki tidak menyentuh sisi-sisinya
|
0
|
perputaran leher (klien sambil berdiri)
Þ menggerakkan kaki, menggenggam objek untuk
dukungan kaki: keluhan vertigo, pusing atau keadaan tidak stabil
|
0
|
gerakan mengapai sesuatu
Þ tidak mampu untuk menggapai sesuatu dengan bahu
fleksi sepenuhnya sementara berdiri pada ujung jari-jari kaki, tidak stabil
memegang sesuatu untuk dukungan
Þ
|
0
|
Membungkuk
Þ tidak mampu membungkuk untuk mengambil
objek-objek kecil (misalnya pulpen) dari lantai, memegang objek untuk bisa
berdiri lagi, dan memerlukan usaha-usaha yang keras untuk bangun
|
0
|
b. komponen gaya berjalan atau pergerakan
|
|
minta klien berjalan ke tempat yang ditentukan
Þ
ragu-ragu, tersandung, memegang objek untuk dukungan
|
0
|
ketinggian langkah kaki
Þ kaki tidak naik dari lantai secara konsisten
(menggeser atau menyeret kaki), mengangkat kaki terlalu tinggi (> 5 cm)
|
0
|
kontinuitas langkah kaki
Þ setelah langkah-langkah awal menjadi tidak
konsisten, memulai mengangkat satu kaki sementara kaki yang lain menyentuh
lantai
|
0
|
kesimetrisan langkah
Þ langkah tidak simetris, terutama pada bagian yang
sakit
|
0
|
penyimpangan jalur pada saat berjalan
Þ tidak berjalan dalam garis lurus, bergelombang
dari sisi ke sisi
|
0
|
berbalik
Þ berhenti sebelum mulai berbalik, jalan
sempoyongan, bergoyang, memegang objek untuk dukungan
|
0
|
Interpretasi hasil: 2 = resiko
jatuh rendah
Keterangan:
0
– 5 resiko jatuh rendah
6
– 10 resiko jatuh sedang
11 – 15 resiko
jatuh tinggi
2.8 Sistematika Dan Pendekatan
Pemeriksaan
Pemeriksaan fisik dengan fokus masalah utama yang
aktual dilakukan setelah riwayat kesehatan. Pendekatan sistematis dan
tidak Tergesa-gesa memungkinkan perawat
untuk (1) menentukan kekuatan, kemampuan, dan keterbatasan, (2) peningkatan
dukungan objektif untuk data objektif.
Urutan untuk melakukan pemeriksaan fisik pada
pendekatan ini adalah individual. Perawat harus mengembangkan metode dan
menggunakan secara konsisten secara konsisten untuk meningkatkan penugasaan.
2.8.1 Pendoman Umum
Perinsip
dalam melakukan pemeriksaan fisik adalah sebsgai berikut.
1. Waspadai
tingkat energi kilien lanjut usia. Jika memungkinkan, lengkapi pemeriksaan pada
waktu lain
2. Hormati
klien, juga privasi selama mengganti baju. Pertahankan klien mengenakan baju
dengan nyaman pada waktu lain.
3. Urutkan
pemeriksaan untuk gerak dan kekuatan memerlukan bantuan.
4. Kembangkan
urutan pemerikasaan yang efisien untuk meminimalkan gerak perawat dan klien.
Bekerja dari salah satu sisi klien (sisi kanan) untuk meningkatkan efisiensi.
5. Pertahankan
kenyamanan klien. Berikan selimut untuk menambah kehangatan dan bantal untuk
membuat posisi yang nyaman.
6. Jelaskan
setiap langkah dengan istilah sederhana. Bersikaplah hati-hati.
7. Beritahu
hasil temuan pada klien untuk menenangkan hati jika mungkin. Dorong klien untuk
mengajukan pertanyaan.
8. Tunjukan
kehangatan, ketulusan hati, dan perhatian pada klien.
9. Kembangkan
format standar untuk mencatat temuan.
Berikut
adalah peralatan untuk pemeriksaan fisik.
Spigmomanometer.
1. Stetoskop
dengan diafragma dan bel.
2. Thermometer.
3. Garpu
tala frekuensi 500-1000 cps.
4. Otoskop.
5. Spekulum
telinga dan hidung.
6. Oftalmoskop.
7. Palu
perkusi.
8. Pena
lampu.
9. Meteran
(180-200 cm).
10. Penggaris
fleksibel, transparan 10 cm.
11. Peralatan
penguji tajam dan tumpul.
12. Pulpen
penanda.
13. Spetel
lidah.
14. Sendok
serum.
15. Zat
penguji olfaktorius.
16. Zat
penguji rasa.
17. Sarung
tangan.
18. Aplikator
berujung kapas.
19. Kapas.
20. Peta
skrining ketajaman penglihatan.
21. Timbangan
dengan pengukur tinggi badan.
22. Kertas
tisu.
Alat
yang digunakan dalam pengambilan specimen adalah sebagai berikut.
1. Media
kultur.
2. Materi
penguji samar darah.
3. Speculum
vagina.
4. Spatula
Pap smear.
5. Aplikator
berujung kapas steril.
6. Kaca
mikroskop.
7. Perekat/fiksasi.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengertian Asuhan Keperawatan Lanjut
Usia
Asuhan
keperawatan (DPP PPNI, 1999):
Suatu proses atau rangkaian kegiatan pada
praktek keperawatan yang langsung diberikan kepada klien pada berbagai tatanan
pelayanan kesehatan, dalam upaya pemenuhan KDM, dengan menggunakan metodologi proses
keperawatan, berpedoman pada standar keperawatan, dilandasi etik
dan etika keperawatan, dalam lingkup wewenang serta tanggung jawab
keperawatan.
Tujuan Asuhan Keperawatan Lanjut Usia
1.
Mempertahankan kesehatan serta kemampuan.
2.
Mempertahankan, membesarkan daya hidup atau semangat hidup (life
support)
3.
Petugas kesehatan dapat mengenal dan menegakkan diagnosa yang tepat
4.
Mempertahankan/memelihara kemandirian secara maksimal
Pengkajian
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawatan profesionalharus
menggunakan proses keperawatan. Proses keperawatan ini adalah proses pemecahan
masalah yang mengarahkan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan.
Pengkajian adalah langkah pertama pada proses keperawatan, meliputi pengumpilan
data, analisis data, dan menghasilkan diagnosis kperawatan. Tujuan pengkajian
yaitu
5.
Menentukan kemampuan klien untuk
memelihara diri sendiri
6.
Melengkapin dasar rencana perawatan
individu
7.
Membantu menghindarkan bentuk dan
penandaan klien
8.
Memberi waktu kepada klien untuk
menjawab
Keterampilan pengkajian Fisik ada 4 diantaranya adalah
·
Inspeksi
·
Palpasi
·
Perkusi
·
Auskultasi
Pengkajian yang perlu dilakukan pada pasien lansia yaitu
1. Pengkajian
Fungsional
2. Pengkajian
Status Mental Gerontik
3. Pengkajian Keseimbangan
3.2 Saran
Kita
sebagai mahasiswa keperawatan sebaiknya mempelajari mengenai pengkajian
gerontik karena saat kita akan melakukan asuhan keperawatan gerontik maka kita
harus mengetahui cara pengkajian pada pasien lanjut usia.
DAFTAR
PUSTAKA
Asfuah, Siti. 2012. Buku Klinik untuk
Keperawatan dan Kebidanan. Yogyakarta : Nuha Medika
Carpenito, L. 2000. Diagnosa Keperawatan Aplikasi
Pada Praktek Klinis. Edisi ke-6. Jakarta : EGC
Leeckenotte, Annete Glesler. 1997. Pengkajian
Gerontologi, Edisi ke-2. Jakarta : EGC
Maryam Siti, dkk.
(2008). Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta ;
Salemba Medika.
Nugroho, Wahyudi. (2002). Keperawatan Gerontik,edisi ke 2. Jakarta ; EGCNugroho, Wahjudi. 2006. Keperawatan Gerontik, Edisi ke-3. Jakarta : EGC
Tarwoto,
Wartonah. (2003). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan.
Jakarta : Salemba Medika
Watson, Roger. (2003). Perawatan Pada Lansia. Jakarta ; EGC
Lampiran
Pertanyaan
Audience :
1. Hasna
: Bagaimana kita mampu menentukan penilaiana dalam pengkajian Funsional?
2. Herni
: Mengapa dalam pendekatan pada lansia dilakukan dengan metode simpatik?
Mengapa tidak empati?
3. Vini : Pendekatan service itu seperti apa? Dan
maksuda dari pengkajian orientasi itu seperti apa?
0 comments:
Post a Comment