Newest Post

Leaflet STROKE

| Friday, 28 November 2014
Read more »
Lama Tak jumpa~
long time no see hehehehe :)
sibuk kuliah praktek komunitas nih. Maaf~ langsung aja post tentang leaflet stroke aja dah
cekidot !!




sankyu udah baca~ semoga mengerti.. hhe

Leaflet STROKE

Posted by : Ririn Widiastiti
Date :Friday, 28 November 2014
With 0comments

Anatomi Fisiologi : Sistem Pencernaan

| Tuesday, 4 November 2014
Read more »


A.    ANATOMI FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN

Sistem pencernaan meliputi mulut, kerongkongan, esophagus, lambung, dan usus. Makanan yang masuk kedalam tubuh kita melalui beberapa tahap, yaitu ingesti; dimana intake makanan masuk ke dalam tubuh kita melalui proses memasukan makanan ke dalam mulut, pengunyahan dan menelan; digesti dimana terjadi perubahan fisik dan kimia zat makanan untuk dapat di absorbsi. Absorbsi dimana partikel zat makanan dari saluran cerna ke dalam aliran darah dan pembuluh limfe. Setelah tahap digesti dan absobsi dilalui,molekul-molekul kecil siap di gunakan oleh tubuh kita. Beberapa dari molekul molekul kecil tersebut di gunakan untuk alergi, yang lainnya seperti asam amino di gunakan untuk membangun, memperbaiki dan memproduksi sel. Bahan-bahan yang tidak dapat di digesti dan di absorbsi akan di eliminasi oleh tubuh.
Sistem pencernaan terbagi atas organ utama dan organ aksesoris atau tambahan. Organ utama sistem pencernaan terdiri atas rongga mulut yang di dalamnya terdapat palatum, pipi dan bibir, lidah gigi, kelenjar ludah, faring, esofagus (kerongkongan), lambung (gaster), duodenum (usus halus), jejenunum, ileum, kolon yang terdiri atas kolon asenden (naik), transversum (horizontal)  dan desenden (menurun) dan rektum. Sedangkan organ aksesorisnya terdiri atas kelenjar kelenjar ludah (glandula saliva), dimana terdapat kelenjar parotis, kelenjar sublingualis dan kelenjar submandibularis. Organ aksesoris lain yaitu hati/hepar dan pancreas.


Komponen-komponen dalam sistem pencernaan
1.      Rongga mulut
2.      Eshopagus
3.      Lambung
4.      Usus halus
5.      Usus besar
6.      Rectum dan anus
7.      Pankreas
8.      Hati (hepar)
Penjelasan :
Rongga mulut
Rongga mulut adalah pintu masuk saluran pencernaan. Rongga mulut memiliki fungsi :
a.       Memberi makan
b.      Mengerjakan pencernaan pertama dengan jalan mengunyah
c.       Untuk berbicara
d.      Bilamana perlu.di gunakan juga untuk bernafas.
Dinding rongga mulut di sebelah dalam di lapisi oleh selaput lendir. Di bawah selaput lendir ini terdapat jaringan ikat, misalnya pada bagian pipi, bibir, pallatum mole. Di bawah selaput lendir ini pula terdapat banyak kelenjar-kelenjar yang mengeluarkan lendir yang penting artinya bagi pencernaan makanan.
Di dalam rongga mulut tersebut terdapat:
a.       Pipi dan bibir
Mengandung otot-otot yang di perlukan dalam proses mengunyah dan bicara. Di bagian luar,pipi, dan bibir di selimuti oleh kulit.
b.      Lidah
Berfungsi untuk : membersihkan gigi serta rongga mulut antara pipi dan gigi, mencampur makanan dengan ludah, untuk menolah makanan dan minuman ke belakang, untuk berbicara, untuk mengecap rasa manis asin dan pahit, untuk merasakan dingin dan panas.
c.       Gigi
Secara anatomis gigi terdiri atas bagian-bagian gigi yaitu: akar gigi, merupakan bagian yang tertanam di dalam rahang, mahkota gigi, merupakan bagian gigi yang tampak di luar rahang dan leher gigi merupakan bagian gigi di antara puncak gigi dan akar gigi.
d.      Kelenjar ludah
Terdapat tiga kelenjar ludah yang menghasilkan air ludah, yaitu: kelenjar parotis,kelenjar sublingualis, dan kelenjar submandibularis.
Saliva yang di telan akan di absorpsi kembali, seseorang yang kekurangan air di dalam tubuh akan mengurangi sekresi air ludah sehingga rongga mulut mengering dan akan terasa haus.
Ada 2 jenis pencernaan di dalam rongga mulut :
o   Pencernaan mekanik yaitu pengunyahan dengan gigi, pergerakan otot-otot lidah, dan pipi untuk mencampur makanan dengan sir ludah sehingga terbentuklah suatu bolus yang bulat untuk di telan.
o   Pencernaan kimiawi yaitu pencernaan zat pati (amilum) oleh pthyalin (suatu amilase) menjadi amltosa. Suatu bukti ialah bila kita mengunyah nasi (zat pati), lama kelamaan akan sedikit terasa manis. Pthyalin bekerja di dalam rongga mulut (pH 6,3-6,8) dan masih bekerja di dalam lambung untuk mencernakan zat pati kira-kira 15 menit sampai asam lambung menurunkan pH sehingga pthyalin tidak bekerja lagi.
e.       Esophagus
Esophagus adalah tabung yang menhubungkan rongga mulut dengan lambung, yang letaknya di belakang trakea yang berukuran panjang ±20-25 cm dan lebar 2 cm. Fungsi dari esophagus adalah menghantarkan bahan yang di namakan dari faring ke lambung.
f.       Lambung
Secara anatomis lambung memiliki bagian-bagian : fundus ventrikuli, korpus ventrikuli, antium pylorus, kurvatura minor, osteum kardiakum.
Lambung memiliki fungsi sebagai berikut.
·         Menampung makanan, menghancurkan dan menghaluskan makanan oleh peristaltic lambung dan getah lambung.
·         Menghasilkan getah cerna. Getah cerna ini di hasilkan oleh sel yang berbeda-beda pada lambung.
Enzim pencernaan yang terdapat dalam getah lambung :
§  Pepsin yang bersumber dari chief cells lambung yang memecahkan protein menghasilkan proteosa, pepton dengan pH optimal 1.5-2,5 dengan volume sekresi 2-4 liter/hari. Lipase lambung, yang memecahkan lemak.
Organ yang terdapat dalam system pencernaan :
1.      Usus halus
Adalah tempat berlangsungnya sebagian besar pencernaan dan penyerapan. Setelah meninggalkan usus halus tidak terjadi lagi pencernaan walaupun usus besar dapat menyerap sejumlah kecil garam dan air.
Usus halus terdiri dari 3 bagian, yaitu :
a.       Duodenum (usus duabelas jari)
Merupakan bagian terbesar usus halus yang berbentuk sepatu kuda. Pada duodenum bermuara dua saluran yaitu saluran getah pancreas dan saluran empedu yang masuk pada suatu lubang yang di sebut ampula hepatopankreatikal ampula vateri.
b.      Jejenum
Menempati 2/5 sebelah atas dari usus halus, terjadi pencernaan secara kimiawi, menghasilkan enzim pencernaan.
c.       Ileum
Disebut juga usus penyerapan, menepati 3/5 akhir usus halus dan berperan sebagai penyerapan sari-sari makanan.
2.      Usus besar
Usus besar/kolom terdiri daritiga bagian yaitu:
a.       Asendes
b.      Transpersum
c.       Desendum
Bagian akhir Dari kolom desnden berbentuk huruf S, yaitu kolon sigmoid. Berbatasan dengan usus halus terdapat sekum yang merupakan kantung buntu antara usus halus dan usus besar di katup ileossekum. Di ujung sekum terdapat apendik yang berupa tonjolan kecil mirip jari. Apendik merupakan jaringanlimpoid yang mengandung limposit.  Di bagian ujung dari kolon/usus besar adalah rectum yang berbentuk lurus di tempat anus.
Fungsi utama usus besar adalah untuk menyimpan bahanini sebelum defekasi. Selulosa dan bahan – bahan lain dalam makanan yang tidak di cerna membentuk sebagian besar feses dan membantu mempertahankan pengeluaran tinja secara teratur karna berperan dalam membantu mempertahankan isi colon.
Usus besar menyerap garam dan air, mengubah isi lumen menjadi feses sebgian besar penyerapan terjadi di usus besar atau colon. Colon dalam ke adaan normal menyerap sebagian garam dan H2O, Na+adalah zat yang paling aktif di cerna, Cl mengikuti secara pasif penurunan gradien listrik,H2O mengikuti secara osmosis. Melalui penyerapan garam H2O terbentuk masa feses yang padat. Produk – produk sisa utama yang di sekresikan di feses adalah bilirubin.
3.      Rectum dan anus
Rectum terletak di bawah colon sigmoid yg menghubungkan intestinum mayor (usus besar) dengan anus. Terletak dalam rongga pelvis di depan osakrum dan oskoksigis. Panjng 10 cm terbawah dari usus tebal.
Anus adalah bagian dari saluran pencernaan yang menghubungkan rectum dengan dunia luar (udara luar). Anus terletak di dasar pelvis, dindingnya di perkuat oleh tiga spinter, yaitu
a.       Spinter Ani Interus yang bekerja tidak menurut kehandak
b.      Spinter Levator Ani yang bekerja tidak menurut ke hendak
c.       Spinter Ani Eksternus yg bekerja menurut kehendak
4.      Pangkreas
Pangkreas memiliki panjang15 cm, campuran jaringan eksokrin dan endokrin. Kelenjar memanjang yang terletak di blakang dan di bawah lambung,di atas lengkung pertama diedenum. Eksokrin: sel skretorik seperti anggur yang  membentuk kantung – kantung atau asinus, berhubungan yang akhirnya bermuara ke deodenum. Endokrin: pulau – pulau jaringan endokrin terisolasi  pulau-pulau lagerhans ( insuli, glukagon dan samatotasin).
Pancreas Eksokrin, fungsi dari pangkreas eksokrin adalah untuk mengeluarkan getah pangkreas yang terdiri dari dua komponen, yaitu: sekresi enzematik dan sekresi Alkali encer (NaHCO3). Fungsi eksokrin disekresikan oleh sel anus. Enzim yang ada pada pancreas adalah:
a.       Preteolitik        : untuk encernaan protein
b.      Amilase           : untuk pencernaan karbohidrat
c.       Lipase             :untuk pencernaan lemak
Sekresi pancreas di atur secara hormonal untuk mempertahankan Netralitas isi Duedenum. Stimulasi utama untuk sekresi pangkreas  terjadi selama pase usus pencernaan ada saat kimus berada di dalam usus halus. Adanya stimulus memicu pengeluaran sekeretin dan di angkut darah kepangkreas untuk merangsang selsel dektus meningkatkan cauran NaHCO3 ke dalam doudenum. Mekanisme ini merupakan sistem kontrol untuk mempertahankan netralitas simjs di usus.
5.      Hati ( hepar )
Hati merupakan sistem pencernaan terbesar dari sistem pencernaan yang ada dalam tubuh manusia. Bewarna coklat, sangat vaskuler lunak, berat sekitar 1300-1550 gram. Di dalam hati terdiri dari  lobus-lobus yang banyak sekitar 50.000-100.000 buah. Lobulus yg terbentuk sigienam, setiap lobulus terdiri dari jajaran sel hati (hematosis)  seperti jari-jari roda melingkari suatu vena sentralis diantara sel hati terdapat sinusinoid yang dindingnya terdapat magrofag yang di sebut sel kuffer yang dapat memfagosit sel-sel daarah yang rusak dan bakteri. Hematosit menyerap nutrien,oksigen dan zat racun dari daarah sinusoid. Didalam hematosid terdapat racun yang akan didektosifikasi. Di antara hematisit terdapat saluran empedu (kanalikuli empedu) untuk menyerap bahan pembentukan cairan empedu. Kanalikuli-kanalikuliaan bergabung menjadi duktus hepatikus, yang becabang menjadi dua, satu menuju kandung empedu yang di sebut duktus sitikus, yang kedua duktus keleodokus akan bergabung dengan duktus wirsung dari pancreas menuju duodenum.Tiga istilah sering dipakai yaitu : Epigastric ,Umbilikal, dan hypogastric atau supra pubik .
Lakukan inspeksi dinding abdomen dan pelvis, serta bayangkan atau palpasi patokan-patokan yang diilustrasikan di sini muskulus rektus abdominis menjadi lebih menonjol ketika pasien mengangkat kepala dan bahunya dari posisi bebaring terlentang.untuk keperluan deskripsi, sering kali abdomen dibagi oleh dua buah garis imajiner yang saling menyilang pada umbilikus sehingga terbentuk kuadran kanan atas (KkaA), kanan bawah (KkaB), kiri atas (KkiA), dan kiri bawah (KkB). Sistem lain membagi abdomen menjadi sembilan bagian. Untuk bagian yang sering dipakai digunakan istilah : daerah epigastrium , umbilikus, dan hipogastrium atau suprapubik.
Ketika memeriksa abdomen, mungkin anda dapat meraba beberapa struktur yang normal. Kolon sigmoid sering dapat diraba sebagai pipa yang sempit dan keras pada kuadran kiri bawah, sedangkan sekum dan kolom pars asenden membentuk pipa yang lebih lebar serta lebih lunakpada kuadran kanan bawah. Kolon pars transverrsum dan desenden mungkin dapat diaba juga. Perabaan struktur ini tidak boleh keliru didiagnosis sebagai tumor. Walaupun hepar (hati) yang normal sering kali membentang hingga di bawah margo kosta kanan, konsistensinya yang lunak akan menyulitkan kita untuk merabanya melalui dinding abdomen. Margo inferior hepar yang merupakan bagian tepi hati sering dapat diraba. Demikian pula pada kuadran kanan atas, terletak polus inferior ginjal kanan kendati struktur ini biasanya berada pada tingkat yang lebih dalam. Terkadang polus inferior ginjal kanan dapat diraba, khususnya pada individu yang kurus dengan dididng abdomen yang rileks (lemas). Pulsasi aorta abdominalis sering bisa dilihat dan dapat diraba pada abdomen kuadran atas, sedangkan pulsasi arteri ilika kadang-kadang dapat diraba pada kuadran bawah.
Kavum abdomen (rongga perut) membentang sampaidi bawah dinding iga (rib cage) hingga kubah diafragma. Pada lokasi yang terlindung dan berada di luar jangkauan tangan pemeriksa yang melakukan palpasi, terdapat bagian terbesar hati (hepar) serta lambung (gaster) dan keseluruhan limpa (lien) yang normal. Lien terletak di bawah diafragma pada ketinggian iga ke-9, ke-10, dan ke-11 dan sebagian besar lien berada di sebelah posterior linea midaksilaris kiri. Lokasi lien berada di sebelah lateral serta di belakang lambung dan tepat di atas ginjal kiri. Ujung lien yang normal dapat diraba di bawah margo kosta kiri pada sebagian kecil orang dewasa.
Untuk memudahkan keterangan abdomen umumnya dibagi dalam empat kuadran dengan jalan membuat garis khayal yang memotong umbilikus. Yaitu Kwadran kanan atas, kanan bawah, kiri atas dan kiri bawah.

Kuadran Kanan Atas
Kuadran Kiri Atas
Kuadran Kanan Bawah
Kuadran Kiri bawah
Hepar
Lobus kiri dari hepar
Cecum dan appendik
Kolon sigmoid

Vesica fellea
Lambung
Sebagian colon acenden
Sebagian kolon desenden
Pylorus
Corpus pancreas


Duodenum
Fleksura lienalis kolon


Caput pancreas
Sebagian dari kolon
tranversum


Fleksura hepatika colon
Kolon desenden


Sebagian kolon asendens



Kolon tranversum




Sebagian besar kandung empedu (vesika felea) yang normal terletak dalam (profunda) di balik hati dan secara klinis tidak dapat dibedakan dengan organ ini. Dudenum dan pankreas memiliki lokasi yang dalam pada rongga abdomen atas sehingga kedua organ ini normlanya tidak bisa diraba.
Kandung kemih yang berada dalam keadaan distensi dapat diraba di atas simfisis pubis. Kandung kemih secara kasar mampu menampung 300 ml urin yang difiltrasi oleh ginjal ke dalam pelvis renis dan ureter. Pengembangan kandung kemih akan merangsang kontraksi otot polos pada kandung kemih tersebut, yaitu muskus destrusor,dengan tekanan yang relatif rendah. Kenaikan tekanan dalam kandung kemih akan memicu dorongan yang disadari untuk berkemih.
Peningkatan tekanan intrauretral dapat mengatasi kenaikan tekanan dalam kandung kemih dan mencegah inkontinensia. Tekanan intrauretral berhubungan dengan faktor-faktor seperti tonus otot polos dalam sfingter uretra interna, ketebalan mukosa uretra, dan pada wanita berhubungan dengan sokongan yang cukup dari otot dan ligamentum pelivis terhadap kandung kemih dan uretra proksimal untuk mempertahankan hubungan anatomis yang sesuai. Otot striata (lurik) di sekeliling uretra dapat juga berkontraksi secara disadari untuk menghentikan buang air kecil.
Kontrol neuroregulatorik kandung kemih bekerja pada beberapa level. Pada bayi , kandung kemih dikosongkan melalui mekanisme refleks pada medula spinalis sakralis. Kontrol voluntarik kandung kemih bergantung pada pusat-pusat yang lebih tinggi di dalam otak dan lintasan motorik serta sensorik di antara otak dan lengkung refleks pada medula spinalis sakralis. Ketika buang air kecil tidak memungkinkan, pusat-pusat pengendalian yang lebih tinggi di dalam otak dapat menghambat konraksi muskulus destrusor sampai kapasitas kandung kemih –yaitu sekitar 400-500 ml– terlampaui. Integritas nervus akralis yang mempersarafi kandung kemih dapat diuji dengan menilai spintas perirektal dan perineal pada dermatom S2,S3 serta S4.
Struktur lain yang kadang-kadang dapat diraba pada abdomen bagian bawah meliputi uterus (rahim) yang dapat membesar karena kehamilan atau tumaor dan dapat berada di atas simfisis pubis,serta promontorium sakrum, itu bagian arterior vertebra sakralis pertama. Sebelum terbiasa dengan struktur y ngnormal ini, mungkin anda mengelirukan konsistensi struktur yang keras tersebut dengan tumor. Benjolan keras lain yang terkadang menyebabkan perkiraan anda kadang-kadang pula menimbulkan ke khawatiran dalam diri pasien adlah prosesus sifoideus yang normal.

Anatomi Fisiologi : Sistem Pencernaan

Posted by : Ririn Widiastiti
Date :Tuesday, 4 November 2014
With 0comments
Next Prev
▲Top▲